Senin, 13 Oktober 2014

VEKTOR KECOA
MATA KULIAH : PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU





DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
(REGULER I  SEMESTER III)
1.     DERANIE RIDWAN            13330008
2.     GITA ATIKA                        13330015
3.     IDA WAHYU H                    13330016
4.     SAPTA YULIA D                 13330032
5.     SARA RANI                         13330033
6.     SERLY DAMAIYANTI       13330035
7.     YUNITA MELIANA            13330040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “Vektor Kecoa” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tak lepas dari kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari para pembaca akan dapat jadi motivasi yang bermanfaat untuk selanjutnya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                          Bandar Lampung,  September 2014


                                                                                     Penulis



DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................... ………...i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ………..ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ……….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ ………..1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... ………..2
1.3 Tujuan ..................................................................................... ………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kecoa  …………………………………………………3
2.2  Taksonomi Kecoa…………………………………………………..4
2.3   Morfologi Kecoa……………………………………………………5
2.4   Siklus Hidup………………………………………………….……7
2.5   Peranan Kecoa…………………………………………………….9
          2.5.1 Manfaat Kecoa bagi Dunia Kesehatan……………………..10
  2.6   Habitat…………………………………………………………….11
2.7   Kebiasaan Hidup………………………………………………….11
2.8   Pengendalian Kecoa………………………………………………12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. ………15
3.2 Saran ....................................................................................... ………15
DAFTAR PUSTAKA…………………


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval,pipih dorso-vental. Kepala tersembunyi dibawah pronotum. Pronotum dan sayap licin, nampaknya keras, tidak berambut dan berdri. Berwarna coklat dan coklat tua. Panjang tubuhnya bervariasi, berkisar antara 0.6 sampai 7.6 mm2. Kecoa adalah salah satu insekta yang termasuk ordo Ortopthera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi sayap yang dibelakang dan melipat seperti kertas. Kecoa terdiri dari beberapa genus yaitu Blaptella,periplaneta,  blatta, supella, dan blaberus. Beberapa spesies dari kecoa blaptella germanika, periplaneta americana, periplaneta austalasiae, periplaneta fluginosa, blatta orientalis, dan supella longipalpa.
Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood (1969) memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub ordonya Blattaria, sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae. Banyak orang merasa jijik dengan serangga yang satu ini. Tak heran, karena umumnya kecoa tinggal di tempat gelap yang kotor, lembab dan bau. Kecoa dengan mudah kita jumpai di rumah tinggal. Ia memakan hampir segala macam makanan yang ditemukannya untuk bertahan hidup. Baunya yang tidak sedap, kotoran dan kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat kecoa dianggap sebagai indikator sanitasi yang buruk. Berbagai kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor menempel pada tubuh kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi. Oleh karena itulah kecoa dapat menjadi penyebab berbagi jenis penyakit mulai hari tipus, toksoplasma, hingga penyakit SARS yang mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.
Hewan yang biasa disebut lipas ini metamorfosisnya tidak sempurna dan banyak ditemukan di daerah tropis, bahkan sampai di daerah dingin. Kemampuannya dalam beradaptasi tidak perlu diragukan lagi, ia mampu bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrem sekali pun.Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan insektisida. Atau dengan menyiramkan air panas pada telur kecoa agar tidak menetas dan berkembang biak.
1.2        Rumusan Masalah
1.2.1             Bagaimana taksonomi dan siklus hidup kecoa ?
1.2.2             Bagaimana morfologi kecoa ?
1.2.3             Apa saja peranan kecoa ?

1.3        Tujuan
1.3.1             Untuk mengetahui taksonomi dan siklus hidup kecoa
1.3.2             Untuk mengetahui morfologi kecoa
1.3.3             Untuk mengetahui peranan kecoa 




BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertia Kecoa
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk dalam kategori ini.

    
                              2.1.1 Gambar Kecoa

Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood ( 1969 ) memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae; Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub ordonya Blattaria; sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.
Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Seranga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada malam hari seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersemnbunyi dicela-cela. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup ditempat kotor dan dalam keadaan terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap.
Kecoak ternyata sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dan ternyata dia tidak banyak berevolusi seperti kebanyakan hewan-hewan lainnya. Sang kecoak ternyata juga ditakdirkan untuk bertahan di segala macam kondisi seperti panas menyengat atau dingin membeku, terlebih lagi kecoak juga lebih resisten terhadap radiasi ketimbang makhluk lain. Binatang ini mampu bertahan hidup tanpa kepala sampai sebulan, sampai akhirnya dia mati kelaparan. Benar kawan, kecoak tidak membutuhkan kepala untuk bernafas, bahkan otak sebagai alat kontrol tubuhnya. Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita.

2.2         Taksonomi Kecoa
Kingdom      : Animalia
Filum           : Arthropoda
Kelas            : Insecta
Upakelas       : Pterygota
Infrakelas      : Neoptera
Superordo     : Dictyoptera
Ordo             : Blattodea
Famili            :  Blaberidae, Blattellidae, Blattidae, Cryptocercidae, Polyphagidae,  Nocticolidae
Genus           : Periplaneta, Blattella dll.
Spesies           : Periplaneta Americana, Blattella germanica, Blattella asahinai dll

Beberapa spesies kecoa dari ordo Blattodea :
1)      Kecoa Terberat
Kecoak rhinoceros Australia, dengan berat 1 ounce (30 gram) atau sama dengan 3 ekor burung berkicau dewasa yang biasa disebut blue tits .
2)      Kecoa Terkecil
Fungicola Attaphila Amerika Utara, panjangnya sekitar 3 milimeter atau sedikit lebih panjang dari seekor semut merah, hidup di sela-sela sarang semut daun.
3)      Kecoak paling erisik
Kecoak Madagascar.
George Beccaloni, seorang pakar kecoak di Natural History Museum, menyusun database tersebut dari 1.224 halaman katalog yang dibuat Karlis Princis, diterbitkan dalam 8 seri antara 1862 sampai 1971.

2.3   Morfologi Kecoa
Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua.

        
                            2.3.1 Gambar Morfologi Kecoa
Kecoa memiliki bagian-bagian antara lain :
  • Caput ( kepala )
Pada bagian kepala terdapat mulut yang digunakan untuk mengunyah/memamah makanan. Ada sepasang mata majemuk yang dapat membedakan gelap dan terang. Dikepala terdapat sepasang antena yang panjang, alat indera yang dapat mendeteksi bau-bauan da vibrasi di udara. Dalam keadaan istirahat kepalanya ditundukkan kebawah pronotum yang berbentuk seperti perisai.
  • Toraks (dada )
Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki dan sepasang sayap yang menyebabkan kecoa dapat terbang dan berlari dengan cepat. Terdapat struktur seperti lempengan besar yang berfungsi menutupi dasar kepala dan sayap dibelakang kepala disebut pronotum.
  • Abdomen ( perut )
Badan atau perut kecoa merupakan bangunan dan sistim reproduksi. Kecoa akan mengandung telur-telurnya sampai telur-telur tersebut menetas. Dari ujung abdomen terdapat sepasang cerci yang berperan sebagai alat indera. Cerci berhubungan langsung dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen ( otak sekunder ) yang penting dalam adaptasipertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya gangguan pada cerci maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda tanda atau sinyal. Kecoa seringkali dijumpai di sudut sudut perumahan tidak peduli perumahan kelas bawah maupun perumahan mewah sekalipun. Bila kita amati, biasanya sudut sudut rumah maupun komplek perumahan merupakan bagian yang disenangi oleh binatang ini karena banyak terdapat makanan yang bisa dinikmati sekaligus bisa dijadikan tempatnya bersarang
Secara umum Kecoa memiliki morfologi sebagai berikut :
1.    Tubuh bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng)
2.    Kepala agak tersembunyi dilengkapi :sepasang antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen,dan mulut tipe pengunyah (chewing).
3.    Bagian dada terdapat 3 kaki,2 pasang sayap,bagian luar tebal,bagian dalam berbentuk membran.
4.    Caput melengkung ke ventro caudal di bawah sehingga mulut menjol diantara dasar kaki pertama.
5.    Biasanya bersayap 2 pasang jenis Blatta Orientialis betina memiliki sayap yang lebih pendek daripada jantan (tidak menutup abdomen).
6.    Kaki disesuaikan untuk berlari
7.    Metamorfosis tidak sempurna (telur-nimpha-dewasa),telur terbungkus ooteca 6-30 butir telur dan menetas 26-69 hari sedangkan nimpha menjadi dewasa mengalami molting sebanyak 13 kali,siklus hidup secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa dapat hidup selama 3 tahun.
8.    Kebiasaan hidupnya,kecoa termasuk binatang malam (nocturnal) yang dapat bergerak cepat dan selalu menghindari cahaya. Bersifat omnivora memakan buku,kotoran,tinja dan dahak atau makanan dari kanji.
       
      2.4   Siklus  Hidup
Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf perkembangan.
Telur kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau “Ootheca”. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda menurut spesiesnya.
Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat, Nimfa tersebut berkembang melalui sederetan instar dengan beberapa kali berganti kutikula sehingga mencapai stadium dewasa. Periplanetta americana Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana yang dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun betinanya.
Daur hidup Periplaneta brunnea Burmeister dalam kondisi laboratorium dengan suhu rata-rat 29 º C, dan kelembaban 78 % mencapai 7 bulan, terdiri atas masa inkubasi kapsul telur rata-rata 40 hari, perkembangan stadium nimfa 5 sampai 6 bulan.
Masa inkubasi kapsul telur P.americana rata-rata 32 hari, perkembangan nimfa inkubasi antar 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan satu minggu kemudian menghasilkan kapsul telur yang pertama sehingga daur hidup P americana memerlukan waktu rata-rata 7 bulan.
Daur hidup Neostylopyga rhombifolia (Stoll) mencapai 6 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 30 hari, perkembangan nimfa antara 4 bulan dan 5 bulan. Serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 15 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul telur.
Daur hidup Periplaneta australasiae (Fabricius) mencapai 7 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35 hari, perkembangan nimfa memerlukan waktu antara 4 bulan sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 10 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul telur yang pertama.  


       

                         2.4 Gambar Siklus Hidup Kecoa


2.5   Peranan Kecoa
          Kecoak adalah hewan nocturnal (hewan yang aktif pada malam hari).  Sehingga sulit terdeteksi oleh manusia dan berkembang dengan cepat. Bahkan secara cepat Kecoak membagi koloni mereka dan berpisah untuk mencari habitat baru. Kecoak merupakan salah satu vektor penyebaran penyakit, sehingga harus menjadi perhatian kita. Kecoak juga termasuk jenis serangga pengganggu karena kebiasaan hidup mereka di tempat kotor, serta dapat mengeluarkan cairan berbau.
Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut antara lain :
1)     Sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.
2)       Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
3)        Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal  dan pembengkakan kelopak mata.
Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain, Streptococcus, Salmonella dan lain-lain, sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada anak-anak. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan.
            Berbeda dengan kecoa rumahan kecoa-kecoa yang tinggal di hutan berperan penting di dalam ekosistem, seperti proses daur ulang sampah hutan menjadi makanan tumbuhan. Juga menjadi sumber makanan bagi sejumlah reptil dan mamalia. Keempat sepsis yang hidup dekat dengan manusia adalah :
1.      Blatella germanica
2.      Periplaneta americana
3.      Supella longipalpa
4.      Blatta orientalis
Di Indonesia, spesies kecoa Jerman (Blatella germanica) dan kecoa Amerika (Periplaneta americana) paling sering kita jumpai di bangunan-bangunan. Habitat kedua jenis kecoa ini berbeda. Kecoa amerika senang berada di tempat yang lembab dan hangat seperti septic tank dan saluran sanitasi yang terletak di luar rumah. Sedangkan kecoa jerman senang berada di tempat yang lembab, gelap, dan banyak makanan, seperti dapur, lemari makan, atau di atas pelafon rumah.
2.5.1 Manfaat Kecoa bagi Dunia Kesehatan
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan sesuatu dengan fungsi dan kegunaannya  masing-masing, termasuk kecoa. Kecoa sering dianggap sebagai biangnya kuman penyakit, hewan yang tidak berguna, menjijikan dan bahkan ada yang menganggap hewan yang sangan menakutkan. Awalnya saya juga menggap demikian. Padahal serangga ini sebetulnya justru sangat higienis. Kecoa ternyata mengandung senyawa kimia yang ampuh membasmi kuman-kuman super (superbugs). Dikutip dari Telegraph, para ahli dari Nottingham University mengungkap bahwa kecoa mempunyai lebih banyak manfaat dibanding risiko kesehatan. Penelitian terbaru di kampus tersebut membuktikan bahwa serangga ini mengandung senyawa mematikan untuk membunuh bakteri.
Sampel jaringan yang diambil dari otak dan sistem syaraf kecoa menunjukkan sedikitnya ada 9 kandungan senyawa yang bersifat toksik atau beracun bagi bakteri. Senyawa itu bahkan diklaim mampu membunuh hingga 90 persen bakteri super termasuk Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Escherichia coli.Bakter-bakteri super itu tengah menjadi ancaman serius bagi dunia kesehatan pada umumnya, sebab kemampuan bermutasi membuatnya makin kebal terhadap antibiotik yang ada saat itu. Padahal pengembangan antibiotik baru tidak selalu mudah, sebab kadang-kadang efek sampingnya justru membahayakan pasien.
Namun dari 9 senyawa yang ditemukan pada kecoa dan beberapa spesies serangga lain termasuk belalang, para peneliti tidak menemukan efek samping yang serius bagi manusia. Oleh karena itu temuan ini dinilai telah memberikan harapan baru dalam upaya mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri super. Temuan ini juga sekaligus memperbaiki citra kecoa sebagai serangga yang selalu diidentikkan dengan lingkungan kotor. Padahal meski hidup di tempat sampah dan saluran pembuangan limbah, kecoa termasuk binatang paling higienis karena rajin membersihkan diri seperti halnya kucing.
 Beberapa penelitian menunjukkan, bakteri jauh lebih suka hidup di kulit manusia dibandingkan di permukaan tubuh kecoa. Karena itu, mengambil makanan tanpa cuci tangan sebenarnya sama joroknya dengan menyantap makanan yang baru saja dilewati kecoa. Kalaupun ada gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kecoa, maka yang paling bertanggung jawab adalah kotorannya. Beberapa senyawa dalam feses dan urin kecoa mengandung senyawa yang dapat memicu reaksi alergi bagi sebagian orang, berupa ruam di kulit dan reaksi lain termasuk serangan asma.

2.6   Habitat
Banyak spesies kecoa di seluruh dunia, beberapa diantaranya berada di dalam rumah dan sering didapatkan di restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor dan perpustakaan.

2.7   Kebiasaan Hidup
Kecoa kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian menyebar ke daerah sub tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya tinggal didalam rumah-rumah makan segala macam bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak sedap. Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong pelari cepat (“ cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam hari, metamorfosa tidak lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relative sedikit, tetapi adanya kecoa menunjukkan bahwa sanitasi didalam rumah bersangkutan kurang baik.
Hubungan kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi menimbulkan gangguan yang cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-buku dan mencemari makanan. Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik karena pernah ditemukan telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang pathogen pada tubuh kecoa.
Seekor P brunnea betina yang telah dewasa dapat menghasilkan 30 kapsul telur atau lebih dengan selang waktu peletakkan kapsul telur yang satu dengan peletakkan kapsul telur berikutnya berkisar antara 3 sampai 5 hari; tiap kapsul telur P.brunnea rata-rata berisi 24 telur, yang menetes rata-rata 20 nimfa dan 10 ekor diantaranya dapat mencapai stadium dewasa. Nimfa P.brunnea berkembang melalui sederetan instar dengan 23 kali berganti kutikula sebelummencapai stadium dewasa. Hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan bahwa seekor P.americana betina ada yang dapat menghasilkan 86 kapsul telur, dengan selang waktu peletakkan kapsul telur yang satu dengan kapsul telur berikutnya rata-rata 4 hari. Dari seekor N.rhombifolia betina selama hidupnya ada yang dapat menghasilkan 66 kapsul telur, sedangkan P.autralasiae betina dapat menghasikan 30-40 kapsul telur.

2.8   Pengendalian Kecoa
Cara pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan terhadap kapsul telur dan kecoa :
  1. Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara :
Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan membakar/dihancurkan.
  1. Pemberantasan kecoa
Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.
Secara fisik atau mekanis dengan :
  •   Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan.
  •   Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.
  •   Menutup celah-celah dinding.
  •   Secara Kimiawi :
Menggunakan bahan kimia (insektisida) dengan formulasi spray  (pengasapan), dust (bubuk), aerosol (semprotan) atau bait (umpan).
Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan baik dan intervensi kimiawi (insektisida, repellent, attractan).
Strategi pengendalian kecoa ada 4 cara (Depkes RI, 2002) :

  1. Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.

  1. Sanitasi
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, furniture, dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air (drainase), bak cuci piring dan washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor.

  1. Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air.

  1. Pengendalian dengan insektisida
Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain :Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel. Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil.
Disamping itu bisa juga diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara tersebut di atas (pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara yang salah atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau lobang-lobang dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik. Lobang-lobang yang demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida seperti Natrium Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan Rotenone,Chlordane 2,5 %, efeknya baik dan tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif adalah dengan fumigasi.



BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
1)      Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.
2)      Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.
3)      Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat di bedakan jenis jantan dan betinanya.
4)      Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut antara lain sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme pathogen, sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.

3.2   Saran
Cara pencegahan penyakit akibat kecoa yaitu melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa alam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.



DAFTAR PUSTAKA