MATA KULIAH :
PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
(REGULER I SEMESTER III)
1. DERANIE
RIDWAN 13330008
2. GITA
ATIKA 13330015
3. IDA
WAHYU H 13330016
4. SAPTA
YULIA D 13330032
5. SARA
RANI 13330033
6. SERLY
DAMAIYANTI 13330035
7. YUNITA
MELIANA 13330040
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
TAHUN 2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan judul “Vektor Kecoa” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan ini tak lepas dari kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari
para pembaca akan dapat jadi motivasi yang bermanfaat untuk selanjutnya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................... ………...i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ………..ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ……….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................ ………..1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................... ………..2
1.3
Tujuan ..................................................................................... ………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kecoa …………………………………………………3
2.2 Taksonomi Kecoa…………………………………………………..4
2.3
Morfologi
Kecoa……………………………………………………5
2.4 Siklus Hidup………………………………………………….……7
2.5 Peranan Kecoa…………………………………………………….9
2.5.1 Manfaat Kecoa bagi Dunia Kesehatan……………………..10
2.6 Habitat…………………………………………………………….11
2.7 Kebiasaan Hidup………………………………………………….11
2.8 Pengendalian Kecoa………………………………………………12
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ............................................................................. ………15
3.2
Saran ....................................................................................... ………15
DAFTAR PUSTAKA…………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kecoa
adalah serangga dengan bentuk tubuh oval,pipih dorso-vental. Kepala tersembunyi
dibawah pronotum. Pronotum dan sayap licin, nampaknya keras, tidak berambut dan
berdri. Berwarna coklat dan coklat tua. Panjang tubuhnya bervariasi, berkisar
antara 0.6 sampai 7.6 mm2. Kecoa adalah salah satu insekta yang
termasuk ordo Ortopthera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi
sayap yang dibelakang dan melipat seperti kertas. Kecoa terdiri dari beberapa
genus yaitu Blaptella,periplaneta, blatta, supella, dan blaberus.
Beberapa spesies dari kecoa blaptella germanika, periplaneta americana,
periplaneta austalasiae, periplaneta fluginosa, blatta orientalis, dan supella
longipalpa.
Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga
memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood
(1969) memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya
Blattidae Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera
dengan sub ordonya Blattaria, sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan
kedalam ordo Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae. Banyak
orang merasa jijik dengan serangga yang satu ini. Tak heran, karena umumnya
kecoa tinggal di tempat gelap yang kotor, lembab dan bau. Kecoa dengan mudah
kita jumpai di rumah tinggal. Ia memakan hampir segala macam makanan yang
ditemukannya untuk bertahan hidup. Baunya yang tidak sedap, kotoran dan kuman
yang ia tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat kecoa dianggap
sebagai indikator sanitasi yang buruk. Berbagai kuman penyakit yang berasal
dari tempat-tempat kotor menempel pada tubuh kecoa dan akan menempel di setiap
tempat yang dia hinggapi. Oleh karena itulah kecoa dapat menjadi penyebab
berbagi jenis penyakit mulai hari tipus, toksoplasma, hingga penyakit SARS yang
mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.
Hewan yang
biasa disebut lipas ini metamorfosisnya tidak sempurna dan banyak ditemukan di
daerah tropis, bahkan sampai di daerah dingin. Kemampuannya dalam beradaptasi
tidak perlu diragukan lagi, ia mampu bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrem
sekali pun.Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
dengan insektisida. Atau dengan menyiramkan air panas pada telur kecoa agar
tidak menetas dan berkembang biak.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana taksonomi dan siklus hidup kecoa ?
1.2.2
Bagaimana morfologi kecoa ?
1.2.3
Apa saja peranan kecoa ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui taksonomi dan siklus hidup kecoa
1.3.2
Untuk mengetahui morfologi kecoa
1.3.3
Untuk mengetahui peranan kecoa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertia Kecoa
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang
kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir
di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.Di antara spesies yang paling
terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3
cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia,
Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap
sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa
yang termasuk dalam kategori ini.

2.1.1 Gambar
Kecoa
Kecoa
termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa
kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood ( 1969 )
memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae;
Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera
dengan sub ordonya Blattaria; sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan
kedalam ordo Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.
Kecoa
merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit,
gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Seranga ini sangat dekat
kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak
terdapat makanan, Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada malam hari
seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air
kotor, umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan
sering bersemnbunyi dicela-cela. Serangga ini dikatakan pengganggu karena
mereka biasa hidup ditempat kotor dan dalam keadaan terganggu mengeluarkan
cairan yang berbau tidak sedap.
Kecoak
ternyata sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dan ternyata dia tidak
banyak berevolusi seperti kebanyakan hewan-hewan lainnya. Sang kecoak ternyata
juga ditakdirkan untuk bertahan di segala macam kondisi seperti panas menyengat
atau dingin membeku, terlebih lagi kecoak juga lebih resisten terhadap radiasi
ketimbang makhluk lain. Binatang ini mampu bertahan hidup tanpa kepala sampai
sebulan, sampai akhirnya dia mati kelaparan. Benar kawan, kecoak tidak
membutuhkan kepala untuk bernafas, bahkan otak sebagai alat kontrol tubuhnya.
Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita.
2.2
Taksonomi Kecoa
Kingdom
: Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Upakelas :
Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Dictyoptera
Ordo :
Blattodea
Famili : Blaberidae, Blattellidae, Blattidae,
Cryptocercidae, Polyphagidae, Nocticolidae
Genus :
Periplaneta, Blattella dll.
Spesies :
Periplaneta Americana, Blattella germanica, Blattella asahinai dll
Beberapa spesies kecoa dari ordo
Blattodea :
1) Kecoa Terberat
Kecoak
rhinoceros Australia, dengan berat 1 ounce (30 gram) atau sama dengan 3 ekor
burung berkicau dewasa yang biasa disebut blue tits .
2) Kecoa Terkecil
Fungicola
Attaphila Amerika Utara, panjangnya sekitar 3 milimeter atau sedikit lebih
panjang dari seekor semut merah, hidup di sela-sela sarang semut daun.
3) Kecoak paling erisik
Kecoak Madagascar.
George
Beccaloni, seorang pakar kecoak di Natural History Museum, menyusun database
tersebut dari 1.224 halaman katalog yang dibuat Karlis Princis, diterbitkan
dalam 8 seri antara 1862 sampai 1971.
2.3
Morfologi Kecoa
Kecoa
adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu
mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum
dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai
coklat tua.

2.3.1 Gambar Morfologi Kecoa
Kecoa memiliki
bagian-bagian antara lain :
- Caput
( kepala )
Pada bagian
kepala terdapat mulut yang digunakan untuk mengunyah/memamah makanan. Ada
sepasang mata majemuk yang dapat membedakan gelap dan terang. Dikepala terdapat
sepasang antena yang panjang, alat indera yang dapat mendeteksi bau-bauan da
vibrasi di udara. Dalam keadaan istirahat kepalanya ditundukkan kebawah
pronotum yang berbentuk seperti perisai.
- Toraks
(dada )
Pada bagian dada
terdapat tiga pasang kaki dan sepasang sayap yang menyebabkan kecoa dapat
terbang dan berlari dengan cepat. Terdapat struktur seperti lempengan besar
yang berfungsi menutupi dasar kepala dan sayap dibelakang kepala disebut
pronotum.
- Abdomen
( perut )
Badan atau
perut kecoa merupakan bangunan dan sistim reproduksi. Kecoa akan mengandung
telur-telurnya sampai telur-telur tersebut menetas. Dari ujung abdomen terdapat
sepasang cerci yang berperan sebagai alat indera. Cerci berhubungan langsung
dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen ( otak sekunder ) yang penting dalam
adaptasipertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya gangguan pada cerci maka
kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda tanda atau sinyal. Kecoa
seringkali dijumpai di sudut sudut perumahan tidak peduli perumahan kelas bawah
maupun perumahan mewah sekalipun. Bila kita amati, biasanya sudut sudut rumah
maupun komplek perumahan merupakan bagian yang disenangi oleh binatang ini
karena banyak terdapat makanan yang bisa dinikmati sekaligus bisa dijadikan
tempatnya bersarang
Secara
umum Kecoa memiliki morfologi sebagai berikut :
1. Tubuh bulat telur dan pipih
dorsoventral (gepeng)
2. Kepala agak tersembunyi dilengkapi
:sepasang antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen,dan mulut tipe
pengunyah (chewing).
3. Bagian dada terdapat 3 kaki,2 pasang
sayap,bagian luar tebal,bagian dalam berbentuk membran.
4. Caput melengkung ke ventro caudal di
bawah sehingga mulut menjol diantara dasar kaki pertama.
5. Biasanya bersayap 2 pasang jenis
Blatta Orientialis betina memiliki sayap yang lebih pendek daripada jantan
(tidak menutup abdomen).
6. Kaki disesuaikan untuk berlari
7. Metamorfosis tidak sempurna
(telur-nimpha-dewasa),telur terbungkus ooteca 6-30 butir telur dan menetas
26-69 hari sedangkan nimpha menjadi dewasa mengalami molting sebanyak 13
kali,siklus hidup secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa dapat hidup
selama 3 tahun.
8. Kebiasaan hidupnya,kecoa termasuk
binatang malam (nocturnal) yang dapat bergerak cepat dan selalu menghindari
cahaya. Bersifat omnivora memakan buku,kotoran,tinja dan dahak atau makanan
dari kanji.
2.4 Siklus Hidup
Kecoa adalah serangga dengan
metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium
telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan
betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan
sayap dan alat genitalnya dalam taraf perkembangan.
Telur
kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput keras yang menutupinya
kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau “Ootheca”.
Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat
tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetas
dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi
pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen
hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda
menurut spesiesnya.
Dari
kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan
bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti
buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat, Nimfa
tersebut berkembang melalui sederetan instar dengan beberapa kali berganti
kutikula sehingga mencapai stadium dewasa. Periplanetta americana Linnaeus
dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak bersayap pada stadium
nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana yang
dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun betinanya.
Daur
hidup Periplaneta brunnea Burmeister dalam kondisi laboratorium dengan
suhu rata-rat 29 º C, dan kelembaban 78 % mencapai 7 bulan, terdiri atas masa
inkubasi kapsul telur rata-rata 40 hari, perkembangan stadium nimfa 5 sampai 6
bulan.
Masa
inkubasi kapsul telur P.americana rata-rata 32 hari, perkembangan nimfa
inkubasi antar 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan satu
minggu kemudian menghasilkan kapsul telur yang pertama sehingga daur hidup P
americana memerlukan waktu rata-rata 7 bulan.
Daur
hidup Neostylopyga rhombifolia (Stoll) mencapai 6 bulan, meliputi masa
inkubasi kapsul telur rata-rata 30 hari, perkembangan nimfa antara 4 bulan dan
5 bulan. Serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 15 hari kemudian yang betina
menghasilkan kapsul telur.
Daur
hidup Periplaneta australasiae (Fabricius) mencapai 7 bulan, meliputi
masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35 hari, perkembangan nimfa memerlukan
waktu antara 4 bulan sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan
10 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul telur yang pertama.

2.4 Gambar Siklus Hidup Kecoa
2.5
Peranan Kecoa
Kecoak
adalah hewan nocturnal (hewan yang aktif pada malam hari). Sehingga sulit
terdeteksi oleh manusia dan berkembang dengan cepat. Bahkan secara cepat Kecoak
membagi koloni mereka dan berpisah untuk mencari habitat baru. Kecoak merupakan
salah satu vektor penyebaran penyakit, sehingga harus menjadi perhatian kita.
Kecoak juga termasuk jenis serangga pengganggu karena kebiasaan hidup mereka di
tempat kotor, serta dapat mengeluarkan cairan berbau.
Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan
penyakit. Peranan tersebut antara lain :
1) Sebagai vector mekanik bagi beberapa
mikro organisme patogen.
2) Sebagai inang perantara bagi
beberapa spesies cacing.
3)
Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti
dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan
kelopak mata.
Serangga
ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain,
Streptococcus, Salmonella dan lain-lain, sehingga mereka berperan dalam
penyebaran penyakit antara lain Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A,
Polio pada anak-anak. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme
patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan,
dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari
kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit
tersebut menkontaminasi makanan.
Berbeda
dengan kecoa rumahan kecoa-kecoa yang tinggal di hutan berperan penting di
dalam ekosistem, seperti proses daur ulang sampah hutan menjadi makanan
tumbuhan. Juga menjadi sumber makanan bagi sejumlah reptil dan mamalia. Keempat
sepsis yang hidup dekat dengan manusia adalah :
1. Blatella
germanica
2. Periplaneta
americana
3. Supella longipalpa
4. Blatta orientalis
Di Indonesia, spesies kecoa Jerman (Blatella germanica) dan
kecoa Amerika (Periplaneta americana) paling sering kita jumpai di
bangunan-bangunan. Habitat kedua jenis kecoa ini berbeda. Kecoa amerika senang
berada di tempat yang lembab dan hangat seperti septic tank dan saluran
sanitasi yang terletak di luar rumah. Sedangkan kecoa jerman senang berada di
tempat yang lembab, gelap, dan banyak makanan, seperti dapur, lemari makan,
atau di atas pelafon rumah.
2.5.1
Manfaat Kecoa bagi Dunia Kesehatan
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan sesuatu dengan
fungsi dan kegunaannya masing-masing, termasuk kecoa. Kecoa sering
dianggap sebagai biangnya kuman penyakit, hewan yang tidak berguna, menjijikan
dan bahkan ada yang menganggap hewan yang sangan menakutkan. Awalnya saya juga
menggap demikian. Padahal serangga ini sebetulnya justru sangat higienis. Kecoa ternyata mengandung senyawa kimia yang
ampuh membasmi kuman-kuman super (superbugs). Dikutip dari Telegraph, para ahli
dari Nottingham University mengungkap bahwa kecoa mempunyai lebih banyak manfaat
dibanding risiko kesehatan. Penelitian terbaru di kampus tersebut membuktikan
bahwa serangga ini mengandung senyawa mematikan untuk membunuh bakteri.
Sampel jaringan yang diambil dari otak dan sistem syaraf kecoa
menunjukkan sedikitnya ada 9 kandungan senyawa yang bersifat toksik atau
beracun bagi bakteri. Senyawa itu bahkan diklaim mampu membunuh hingga 90
persen bakteri super termasuk Methicillin-resistant Staphylococcus aureus
(MRSA) dan Escherichia coli.Bakter-bakteri super itu tengah menjadi ancaman
serius bagi dunia kesehatan pada umumnya, sebab kemampuan bermutasi membuatnya
makin kebal terhadap antibiotik yang ada saat itu. Padahal pengembangan
antibiotik baru tidak selalu mudah, sebab kadang-kadang efek sampingnya justru
membahayakan pasien.
Namun dari
9 senyawa yang ditemukan pada kecoa dan beberapa spesies serangga lain termasuk
belalang, para peneliti tidak menemukan efek samping yang serius bagi manusia.
Oleh karena itu temuan ini dinilai telah memberikan harapan baru dalam upaya
mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri super. Temuan ini juga
sekaligus memperbaiki citra kecoa sebagai serangga yang selalu diidentikkan
dengan lingkungan kotor. Padahal meski hidup di tempat sampah dan saluran
pembuangan limbah, kecoa termasuk binatang paling higienis karena rajin
membersihkan diri seperti halnya kucing.
Beberapa penelitian menunjukkan, bakteri jauh
lebih suka hidup di kulit manusia dibandingkan di permukaan tubuh kecoa. Karena
itu, mengambil makanan tanpa cuci tangan sebenarnya sama joroknya dengan
menyantap makanan yang baru saja dilewati kecoa. Kalaupun ada gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh kecoa, maka yang paling bertanggung jawab adalah
kotorannya. Beberapa senyawa dalam feses dan urin kecoa mengandung senyawa yang
dapat memicu reaksi alergi bagi sebagian orang, berupa ruam di kulit dan reaksi
lain termasuk serangan asma.
2.6
Habitat
Banyak
spesies kecoa di seluruh dunia, beberapa diantaranya berada di dalam rumah
dan sering didapatkan di restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor dan
perpustakaan.
2.7
Kebiasaan Hidup
Kecoa
kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian menyebar ke daerah sub
tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya tinggal didalam rumah-rumah
makan segala macam bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak sedap.
Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong pelari cepat (“
cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam hari, metamorfosa tidak
lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relative sedikit, tetapi adanya
kecoa menunjukkan bahwa sanitasi didalam rumah bersangkutan kurang baik.
Hubungan
kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi menimbulkan gangguan yang
cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-buku dan mencemari makanan.
Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik karena pernah ditemukan
telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang pathogen pada tubuh kecoa.
Seekor
P brunnea betina yang telah dewasa dapat menghasilkan 30 kapsul telur
atau lebih dengan selang waktu peletakkan kapsul telur yang satu dengan
peletakkan kapsul telur berikutnya berkisar antara 3 sampai 5 hari; tiap kapsul
telur P.brunnea rata-rata berisi 24 telur, yang menetes rata-rata 20
nimfa dan 10 ekor diantaranya dapat mencapai stadium dewasa. Nimfa P.brunnea
berkembang melalui sederetan instar dengan 23 kali berganti kutikula
sebelummencapai stadium dewasa. Hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan
bahwa seekor P.americana betina ada yang dapat menghasilkan 86 kapsul
telur, dengan selang waktu peletakkan kapsul telur yang satu dengan kapsul
telur berikutnya rata-rata 4 hari. Dari seekor N.rhombifolia betina
selama hidupnya ada yang dapat menghasilkan 66 kapsul telur, sedangkan P.autralasiae
betina dapat menghasikan 30-40 kapsul telur.
2.8 Pengendalian
Kecoa
Cara
pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan terhadap kapsul telur
dan kecoa :
- Pembersihan kapsul telur yang
dilakukan dengan cara :
Mekanis
yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding,
celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan
membakar/dihancurkan.
- Pemberantasan kecoa
Pemberantasan
kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.
Secara
fisik atau mekanis dengan :
- Membunuh langsung kecoa dengan
alat pemukul atau tangan.
- Menyiram tempat perindukkan
dengan air panas.
- Menutup celah-celah dinding.
- Secara Kimiawi
:
Menggunakan bahan kimia
(insektisida) dengan formulasi spray (pengasapan),
dust (bubuk), aerosol (semprotan) atau bait (umpan).
Selanjutnya
kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan
dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan baik dan
intervensi kimiawi (insektisida, repellent, attractan).
Strategi pengendalian kecoa ada 4
cara (Depkes RI, 2002) :
- Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan
pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan
ke atas kapal, serta menutup semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat
tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi,
pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.
- Sanitasi
Cara yang kedua ini termasuk
memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain, membersihkan
remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera mencuci peralatan
makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi
persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, furniture,
dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus
ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air (drainase),
bak cuci piring dan washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat
dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain,
tidak menggantung atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor.
- Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual
secara komersil dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk
alat monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah pada
sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam
lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air.
- Pengendalian dengan insektisida
Insektisida yang banyak digunakan
untuk pengendalian kecoa antara lain :Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane,
golongan organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel.
Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan apabila ketiga cara di atas
telah dipraktekkan namun tidak berhasil.
Disamping itu bisa juga
diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara
tersebut di atas (pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara
yang salah atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau
lobang-lobang dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang
baik. Lobang-lobang yang demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi
insektisida seperti Natrium Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum
dan Rotenone,Chlordane 2,5 %, efeknya baik dan tahan lama sehingga
kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut
kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila infestasinya sudah sangat banyak
maka pemberantasan yang paling efektif adalah dengan fumigasi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1) Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo
Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa
terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.
2) Kecoa adalah serangga dengan bentuk
tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum,
dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang,
sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.
3) Kecoa adalah serangga dengan
metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium
telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat di bedakan jenis jantan dan
betinanya.
4) Kecoa mempunyai peranan yang cukup
penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut antara lain sebagai vector
mekanik bagi beberapa mikro organisme pathogen, sebagai inang perantara bagi beberapa
spesies cacing.
3.2
Saran
Cara
pencegahan penyakit akibat kecoa yaitu melakukan pemeriksaan secara teliti
barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta
menutup semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa
menjadi tempat hidup kecoa alam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta
menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar